Harga Bawang Merah dan Tomat di Kota Sanggau Melonjak Signifikan, Pasokan Terpengaruh Cuaca Tak Menentu

Ilustrasi - Harga tomat dan bawang merah di pasar tradisional Kota Sanggau mengalami kenaikan signifikan akibat pasokan yang berkurang karena cuaca tidak menentu. (Dok. Ist)
Ilustrasi - Harga tomat dan bawang merah di pasar tradisional Kota Sanggau mengalami kenaikan signifikan akibat pasokan yang berkurang karena cuaca tidak menentu. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, SANGGAU – Harga bawang merah di Kota Sanggau mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari sebelumnya Rp 55 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 60-64 ribu per kilogram.

Kenaikan harga ini juga terlihat pada bawang putih yang saat ini dijual dengan harga Rp 40-45 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional Kota Sanggau.

Rudi, salah satu pedagang sayur di Pasar Sentral Sanggau, menjelaskan bawang dari luar harganya sedikit lebih murah berapa minggu lalu, namun sekarang harganya relatif sama.

Baca Juga: Operasi Pasar Murah Tahap III di Singkawang: Warga Antusias Dapatkan Sembako Harga Terjangkau

“Kalau bawang lokal mahal, bawang dari Thailand harganya agak lebih murah, tapi sekarang sudah mulai mendekati harga bawang lokal” ujarnya.

Selain bawang, harga tomat juga mengalami lonjakan dari sebelumnya belasan ribu rupiah menjadi sekitar Rp 40 ribu per kilogram. “Pasokan tomat sekarang kurang. Biasanya kami mendatangkan tomat dari luar Kalbar karena produksi lokal tidak cukup,” tambah Rudi.

Rudi menduga penyebab mahalnya harga bawang dan tomat adalah cuaca yang tidak menentu.

“Mungkin cuaca tak menentu ini penyebabnya. Kadang panas, kadang hujan, jadi banyak tanaman yang rusak dan pasokan berkurang,” ujarnya.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Kabupaten Sanggau, Soni Setiawan, mengatakan bahwa Kabupaten Sanggau bukan daerah penghasil bawang maupun tomat.

“Selama ini kita bergantung pada pasokan dari luar. Jika pasokan murah, harga di pasaran juga biasanya murah. Kalau harga sekarang mahal, berarti pasokannya memang sedang mahal,” jelas Soni, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga: Pemkab Sintang Gelar GPM Jelang Idul Adha, Jual Sembako di Bawah Harga Pasar

Soni juga mendorong peningkatan produksi lokal dengan mengajak petani untuk menanam sayur mayur, khususnya bawang merah yang dinilai sulit dibudidayakan.

“Bawang merah memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam budidaya, sehingga kita mengalami kendala dalam mendorong petani untuk membudidayakannya guna meningkatkan produksi lokal,” ungkapnya.

Selain itu, Soni menekankan pentingnya kerjasama antar daerah penghasil dan daerah yang sulit produksi sendiri.

“Untuk tomat, cabe, dan terong, kami terus mensosialisasikan serta mendorong petani agar mau budidaya, karena peluang pasar selalu terbuka jika kita bisa memproduksi,” tambahnya.

Pihaknya juga menggalakkan program urban farming, yaitu budidaya tanaman dalam polybag khusus di wilayah perkotaan.

“Kalau setiap rumah mulai menerapkan urban farming, saya yakin harga sayur mayur dapat terkendali dengan baik,” pungkas Soni.

Baca Juga: Polsek Bengkayang Gelar Bazar Sembako Murah

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements