Hotspot Turun 55%: Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni Ungkap Strategi Pengendalian Karhutla Kalbar

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (tengah) bersama jajaran pemerintah dan stakeholder terkait saat konferensi pers usai Apel Siaga Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Aula Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025). (Dok. RDL/Faktakalbar.id)
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq, bersama Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, jajaran pemerintah dan stakeholder terkait saat konferensi pers usai Apel Siaga Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Aula Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025). (Dok. RDL/Faktakalbar.id)

Faktakalbar.id, PONTIANAK – Kementerian Kehutanan menggelar konferensi pers setelah agenda Apel Siaga Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Nasional 2025 di Aula Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis (5/6).

Acara ini dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq, dan didampingi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Perwakilan Polda Kalimantan Barat, Perwakilan Kodam XII/Tanjung Pura, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, termasuk perwakilan dari BPBD, Manggala Agni, Polisi Kehutanan, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Penurunan Signifikan Luas Karhutla di Kalimantan Barat

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, periode 1 Januari hingga 22 April 2025, luas karhutla nasional mencapai 3.207,54 ha, dengan 1.227,26 ha di areal gambut (48,26%) dan 1.980,28 ha di tanah mineral (61,74%).

Kalimantan Barat menjadi salah satu provinsi dengan karhutla terluas kedua setelah Riau, dengan luas 494,20 ha, yang tersebar di Kabupaten Ketapang (327,61 ha), Kubu Raya (148,05 ha), Kota Pontianak (15,57 ha), dan Landak (2,96 ha).

Namun, luas karhutla di Kalimantan Barat menunjukkan penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Kementerian Kehutanan Gelar Apel Siaga Pengendalian Karhutla di Kantor Gubernur Kalbar

Pada 2019, luas karhutla mencapai 151.919 ha, turun 94,97% pada 2020, 26,38uginosa: 84,10% pada 2024 dibandingkan 2019, dengan luas karhutla di 2024 hanya 24.154,63 ha.

Selain itu, pemantauan titik panas (hotspot) periode 1 Januari hingga 30 Mei 2025 menunjukkan 244 titik, turun 55,6% dibandingkan 550 titik pada periode yang sama di 2024.

Emisi GRK dan Asap Lintas Batas

Data emisi gas rumah kaca (GRK) nasional juga menunjukkan penurunan. Pada 2019, emisi GRK nasional mencapai 162 juta ton CO2e, naik 283% pada 2020, lalu turun 75% pada 2021, dan 67,11% pada 2024.

Di Kalimantan Barat, emisi GRK dari 43 juta ton CO2e pada 2019 naik 64% pada 2020, namun turun 84,42% pada 2024. Selama lima tahun terakhir, tidak ada laporan asap lintas batas akibat karhutla.

Prediksi Iklim dan Langkah Antisipasi

BMKG memprediksi Indonesia berada pada kondisi La Nina (kemarau basah) hingga Mei 2025, namun Kalimantan Barat diprediksi memasuki musim kemarau pada Juni 2025.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id