Faktakalbar.id, NASIONAL – Presiden Prabowo Subianto menyoroti tingginya nilai impor minyak dan gas (migas) Indonesia yang mencapai US$40 miliar per tahun atau sekitar Rp655,6 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.390 per dolar AS). Ia menyebut ketergantungan Indonesia terhadap impor migas sangat membebani keuangan negara.
“Kalau kita tergantung dari impor terus, sumber daya kita sangat besar yang kita keluarkan, hampir US$40 miliar tiap tahun,” ujar Prabowo dalam pidatonya saat membuka Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 IPA di ICE BSD, Banten, Rabu (21/5).
Baca Juga: Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset, Eks Penyidik KPK: Tak Ada Alasan Untuk Ditunda
Prabowo menegaskan bahwa angka sebesar itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri. Ia menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada energi agar dana impor migas bisa dialihkan ke sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
“Uang sebesar itu bisa kita gunakan untuk bantu rakyat. Bisa untuk pendidikan, kesehatan, dan membantu masyarakat miskin,” tegas Prabowo.
Untuk mencapai target tersebut, Prabowo mengajak semua pihak termasuk sektor swasta, BUMN, dan pemerintah untuk bersatu membangun kemandirian energi nasional. Ia juga mengapresiasi upaya industri migas yang mulai aktif mendukung transisi energi melalui berbagai inovasi.
“Saya menyambut baik komitmen industri migas Indonesia untuk dukung transisi energi melalui berbagai inisiatif, termasuk tadi carbon capture storage dan inovasi-inovasi yang lain,” ujarnya.
Langkah swasembada energi ini menjadi prioritas Prabowo demi memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
Baca Juga: Prabowo Berencana Bentuk Satgas PHK dan Janji Hapus Outsourcing untuk Lindungi Buruh
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
