Kalbar Darurat Mafia Tambang
Opini  

Muncul Pemain Baru di Tambang Emas Ilegal Kalbar

Kegiatan pertambangan emas ilegal (PETI) di sungai Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menggunakan rakit dengan peralatan pemurnian sederhana.
Aktivitas pertambangan emas ilegal (PETI) di salah satu sungai di Kabupaten Bengkayang terus berlangsung meski merugikan negara dan merusak lingkungan. Foto: (Dok. Dhn/Faktakalbar.id)

Siapa yang menyelundupkan ke luar daerah? Lebih penting lagi, siapa yang melindungi semua ini?

Dalam setiap kisah kriminal, selalu ada dua kubu. Yang berburu dan yang diburu.

Namun, di Kalbar, batas antara keduanya sering kali kabur.

Setiap tahun ada razia, setiap tahun ada penangkapan, tetapi tambang ilegal tetap tumbuh. Ada yang aneh di sini.

Menurut data resmi, sepanjang tahun 2023, setidaknya ada 150 operasi penertiban tambang ilegal di Kalbar.

Hasilnya? Hanya segelintir penambang kecil yang ditangkap. Sementara pemain besar seperti AS tetap melenggang bebas.

Mengapa? Karena kejahatan sebesar ini tidak mungkin berjalan tanpa “restu” dari pihak-pihak tertentu.

Bahkan, ada teori konspirasi yang menyebutkan bahwa sebagian emas hasil tambang ilegal ini masuk ke dalam cadangan emas gelap yang diperdagangkan di pasar internasional.

Jika benar, maka kita tidak hanya berhadapan dengan mafia lokal, tetapi juga jaringan global.

Kalau kita berpikir, pertambangan ilegal ini akan segera berakhir, maka kita salah besar. Ini bukan sekadar bisnis, melainkan ekosistem yang sudah mengakar.

Para petambang kecil hanyalah pion dalam permainan catur besar yang dikendalikan oleh segelintir orang di puncak rantai makanan.

Satu hal yang pasti, di Kalbar, emas tidak pernah tidur. Ia terus mengalir, masuk ke kantong-kantong yang tepat. Sementara hukum hanya menjadi tontonan teatrikal bagi rakyat.

Kita, para penonton, hanya bisa bertanya-tanya, siapa sebenarnya dalang di balik layar?

Camanawak

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id