Ia juga menjelaskan jika para pedagang daging sapi lokal tidak masalah dengan penjual daging sapi impor asal pedagang tersebut mau memberi batas waktu penjualan agar penjual daging sapi lokal juga bisa mendapatkan pelanggan.
“Sebenarnya kamek dak gak yang gimana-gimana asal bisa kasi waktu jak dengan kamek. Misal dia tutup jam 7 pagi kan ada peluang untuk kamek yang dalam sini, ini kan buka sampai sore. Dia buka paling awal dan tutup paling akhir sedangkan agennya kan berada di luar pasar, di depan agik,” jelasnya dengan nada sedikit meninggi.
Baca juga: Mengenal Rumah Adat Dayak di Pelanjau Tebas Sambas, Warisan Budaya Dayak Salako
Sarjono berharap pemerintah dapat membantu mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Menurutnya, jika kondisi ini berlarut-larut akan mematikan usaha para pedagang sapi lokal di Pasar Tradisional Masuka dikarenakan harga daging impor di agen dijual jauh lebih murah.
“Inilah yang kita harap dari pemerintah bagaimana mengatasi masalah ini, kalo masih pasar lama dulu kan daging itu dak ada, masih aman, usaha kita pun dak susah benar,” tutupnya. (vk)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id