Ia juga mengklarifikasi kabar mengenai kunjungan Panglima Jilah, seorang tokoh adat yang disegani.
“Memang benar Panglima Jilah pernah datang ke sini, tetapi tidak ada cerita aneh atau kejadian di luar nalar seperti yang diberitakan. Kedatangannya dalam rangka acara adat, bukan hal lain,” tambahnya.
Melawan Misinformasi dan Menjaga Warisan Budaya
Rumor yang berkembang di media sosial dinilai bisa berdampak negatif terhadap citra Rumah Adat Pelanjau. Yosef mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama jika menyangkut warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya.
“Kami tidak ingin rumah adat ini justru dikenal karena cerita yang tidak benar. Ini adalah tempat yang harus dijaga dan dihormati karena memiliki nilai budaya tinggi bagi masyarakat adat,” katanya.
Baca juga: Dugaan Korupsi Aplikasi E-Guru di Sambas, Polda Kalbar Dalami Aliran Dana BOS
Sebagai bentuk keterbukaan, Yosef menegaskan bahwa rumah adat ini dapat dikunjungi oleh siapa pun yang ingin mengetahui lebih dalam tentang budaya adat Pelanjau. Namun, ia mengingatkan pentingnya etika dalam berkunjung.
“Siapa saja boleh datang, tetapi harus dengan izin atau konfirmasi terlebih dahulu. Jangan sampai ada pihak yang datang sembarangan dan menyebarkan informasi yang bisa merugikan rumah adat ini,” tegasnya. (DNS)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id