Nado juga menyampaikan bahwa berbagai upaya sudah dilakukan warga untuk menarik perhatian pemerintah, termasuk melalui media sosial. Namun, hingga kini belum ada tanggapan berarti. “Banyak yang posting di media sosial untuk cari perhatian pemerintah, tapi belum ada perubahan, tidak direspons,” katanya.
Parahnya lagi, kondisi jalan yang rusak ini justru dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk meraup keuntungan. Nado menyebut adanya pungutan liar di beberapa titik jalan rusak. “Biasanya mereka kasih papan di samping jalan yang rusak biar motor bisa lewat, tapi sekali lewat harus bayar Rp5.000. Ada enam titik jalan yang harus bayar,” ungkapnya.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalan agar aktivitas masyarakat tidak terus-menerus terganggu dan pungutan liar dapat dihentikan. (Vika Krisa)
Ikuti berita menarik lainnya di Google News FaktaKalbar.id