Di Tengah Tantangan Ekonomi, Bank Kalbar Tunjukkan Performa Positif

Gambar Kantor Cabang Utama Bank Kalbar yang terus menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan ekonomi. Laba, kredit, serta dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2024. Foto: Bank Kalbar

“Pencapaian ini tidak mudah, mengingat kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, ketatnya likuiditas, serta daya beli masyarakat yang menurun,” ungkapnya.

Laba Meningkat, DPK Tumbuh Signifikan
Laporan keuangan Bank Kalbar yang dianalisis oleh Biro Riset Infobank menunjukkan pertumbuhan yang sehat di berbagai aspek. Selain peningkatan laba, bank ini juga berhasil melampaui target yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pada tahun 2024, Bank Kalbar mencatatkan laba sebesar Rp485,797 miliar, naik 6,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp455,447 miliar. Pencapaian ini juga melampaui target yang ditetapkan dalam RBB sebesar Rp478,358 miliar. Laba tersebut sebagian besar bersumber dari pendapatan bunga, dengan net interest margin (NIM) yang tetap terjaga di angka 6,44 persen, lebih tinggi dibandingkan target 6,24 persen dan rata-rata nasional sebesar 4,72 persen.

Di sisi DPK, Bank Kalbar mencatat pertumbuhan sebesar 7,26 persen menjadi Rp20,35 triliun pada 2024. Angka ini juga melampaui target dalam RBB dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan rata-rata DPK nasional yang hanya 3,06 persen.

Namun, Eko menyarankan agar Bank Kalbar meningkatkan perolehan giro, meskipun ia mengakui bahwa menjelang akhir tahun, banyak BPD di Indonesia mengalami penurunan posisi giro sebagai bagian dari tren industri.

“Secara keseluruhan, di tengah ketatnya likuiditas pasar, peningkatan DPK ini merupakan prestasi tersendiri. Apalagi pertumbuhan DPK nasional hanya 4,48 persen dan 3,06 persen,” kata Eko.

Peningkatan Kredit dan Aset Total
Bank Kalbar juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,22 persen menjadi Rp16,86 triliun pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan rata-rata BPD se-Indonesia yang hanya 6,49 persen. Porsi kredit UMKM juga mencapai 39,11 persen, jauh di atas ketentuan RPIM Bank Indonesia sebesar 30 persen.

Selain itu, total aset Bank Kalbar meningkat menjadi Rp25,78 triliun, tumbuh 5,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan aset BPD se-Indonesia yang hanya 3,7 persen.

Bank Kalbar juga mencatat rasio keuangan yang sehat, dengan ROA sebesar 2,7 persen dan ROE sebesar 12,37 persen. Dari sisi likuiditas, posisi loan to deposit ratio (LDR) berada di angka 82,85 persen, sementara modalnya semakin kuat dengan CAR mencapai 36,12 persen.

“Kinerja Bank Kalbar tergolong luar biasa. Bank ini tidak hanya mampu meningkatkan pertumbuhan dan menjaga rasio keuangan tetap sehat, tetapi juga semakin berperan dalam perekonomian Kalimantan Barat, sebagaimana terlihat dari peningkatan pangsa pasar kredit, dana, dan asetnya,” pungkas Eko.