“Relokasi masyarakat terdampak gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur. Tanah sudah ada, akses menuju masuk masih proses membuka jalan,” ujar Suharyanto.
Selanjutnya langkah mitigasi berbasis infrastruktur bagi bencana hidrometeorologi kering kebakaran hutan dan lahan dapat juga dilakukan.
“Membuat embung dan sodetan atau kanal untuk mempermudah pengambilan air bagi tim darat maupun water bombing,” imbuhnya.
Terakhir khusus penanganan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan cuaca ekstrem.
“Normalisasi sungai-sungai yang 10 tahun terakhir bencana terjadi di situ terus,” jelas Suharyanto.
Penguatan infrastruktur di setiap jenis bencana tersebut tentu akan menjadi pendukung dalam penanganan bencana di Indonesia.
“Harapannya jika kerjasama segera dilaksanakan, bencana di Indonesia bisa menurun baik kuantitas maupun dampak,” pungkasnya.
Hadir dalam rapat tersebut Menko PMK, Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnaK, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Menteri Pekerjaan Umum.(rfk/*pusdatin bnpb)