Sawit Domestik Jadi Andalan, Pemerintah Berlakukan B40 dan Targetkan RI Bebas Impor Solar dengan B50 pada 2026

Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM. (Sumber foto: twitter/x @bahlillahadalia)

“Kalau ini dilakukan dengan baik, insya Allah 2026 kita harus dorong ke B50 sesuai arahan Pak Prabowo,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (3/1/2025).

Program ini tidak hanya membawa manfaat bagi ketahanan energi nasional tetapi juga memberikan dorongan besar bagi industri sawit domestik. Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan sumber daya alamnya dalam mendukung energi terbarukan. Peningkatan permintaan biodiesel diperkirakan akan mendorong produksi sawit nasional hingga 20 juta kiloliter per tahun, menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar bagi petani dan industri hilir.

Pemerintah juga akan mempercepat program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) guna memastikan pasokan sawit tetap stabil dan tidak mengganggu ekspor. Selain itu, sinergi antara kementerian terkait, perusahaan perkebunan, dan petani sawit akan terus diperkuat agar kebijakan ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa ketahanan energi berbasis sawit domestik adalah langkah strategis menuju kemandirian ekonomi nasional. Pemerintah berencana untuk mengembangkan lebih banyak investasi dalam riset dan teknologi guna memastikan bahwa implementasi B50 dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Dengan optimisme tinggi, strategi jangka panjang ini diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri dalam kebutuhan energi solar serta memperkuat posisi industri sawit domestik sebagai pemain utama dalam pasar energi global.