Hingga kini, Jokowi belum memberikan tanggapan resmi terkait keterlibatannya dalam nominasi tersebut. OCCRP sendiri membuka nominasi tokoh sejak November lalu melalui platform daring, memungkinkan publik untuk mengusulkan nama berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka.
Penghargaan ini telah diberikan sejak 2012 kepada individu atau organisasi yang dianggap memiliki dampak besar dalam memicu korupsi dan kejahatan terorganisir di dunia. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya akuntabilitas dalam kepemimpinan global.