UMKM Bisa Jadi Senjata Ekonomi Terbaik dengan Strategi dan Persiapan yang Tepat

Mahasiswa MBKM Bina Desa Kelompok 05 Desa Sungai Pangkalan 1 FISIP Universitas Tanjungpura kala menemui salah satu UMKM di Desa Sungai Pangkalan 1, UMKM Tempe Lestari. Foto: Fajar Arifin

Langkah selanjutnya, Mahasiswa Bina Desa Kelompok 05 turun langsung ke salah satu UMKM yang ada di Desa Sungai Pangkalan 1, yakni UMKM Tempe Lestari.

“Kemudian, 18 Oktober itu saya dan teman-teman turun langsung ke salah satu UMKM yang ada, yaitu Tempe Lestari untuk melihat langsung proses pembuatan tempe oleh mereka dan juga membantu membuatkan video pengenalan UMKM mereka itu,” ungkapnya.

Desember 2024, tepatnya tanggal 9, Fajar pergi menuju ke Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan untuk mendapatkan informasi secara langsung mengenai pembuatan NIB.

NIB memiliki sejumlah syarat pembuatan, yakni memerlukan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), email, dan nomor handphone yang aktif. Mahasiswa Bina Desa Kelompok 05 juga membantu para pengusaha UMKM yang masih belum memiliki NPWP sebelum kemudian membuat NIB milik mereka.

“Sebagai pelaku usaha, tentunya NPWP merupakan hal yang sangat penting bagi mereka sebelum kemudian membuat NIB. NPWP ini memiliki peran penting dalam mendukung legalitas dan mengelola pajak UMKM,” ucapnya.

Setelah informasi didapatkan, Mahasiswa Bina Desa Kelompok 05 kembali ke Desa Sungai Pangkalan 1 dan segera membuatkan NIB beserta akun Instagram bagi para pelaku UMKM untuk kemudian digunakan dalam usaha.

“Kami pun menyerahkan NIB dan akun Instagram yang telah jadi dengan diwakili Bu Halimah sebagai pemilik UMKM Tempe Lestari dan sejumlah staff dari pelaku usaha UMKM yang ada di Desa Sungai Pangkalan 1,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa UMKM di Desa Sungai Pangkalan 1 sejatinya memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang jauh. Namun, sosialisasi akan pentingnya memanfaatkan media sosial dan kepemilikan NIB perlu dimarakkan dan dibantu agar masyarakat memahami dan dapat mengembangkan usaha mereka dengan maksimal.

“Membuat konten yang menarik dan melanjutkan konsistensi postingan dapat mengoptimalkan dan meningkatkan efektifitas pemasaran produk. Selain itu, NIB diperlukan sebagai pengenalan identitas produk UMKM,” tegasnya.

Melalui semua upaya yang telah dilakukan Fajar Arifin dan teman-temannya ini, ia menyampaikan bahwa UMKM dapat menjadi ujung tombak ekonomi di Indonesia dengan penanganan dan strategi yang tepat dari para pelakunya.

“UMKM merupakan kegiatan usaha rumah tangga yang banyak menyerap lowongan tenaga kerja, tetapi masih banyak pelaku usaha yang masih belum mengerti memanfaatkan media sosial dalam era digital ini. Keberadaan kita sebagai yang paham teknologi dan digital inilah menjadi penyambung dan pembuka jalan bagi mereka,” tutupnya. (mro)