Feby menambahkan, ada beberapa resiko masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat gigi impaksi diantaranya mengalami sakit kepala (migran), gigi berlubang pada gigi yang impaksi atau sekitarnya, radang gusi (gusi berdarah), sakit gigi ekstrim meskipun sudah minum obat anti nyeri dan gigi menjadi berdesakan.
“Pada kasus gigi impaksi mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal, namun seiringan waktu, gejala bisa muncul mulai dari rasa nyeri dan ketidaknyamanan, gusi bengkak, bau mulut, kesulitan membuka mulut, kesulitan mengunyah, dan infeksi gusi (perikoronitis),” sambungnya.
Penatalaksanaan gigi impaksi melibatkan pemeriksaan medis yang teliti, pengobatan sementara untuk mengurangi gejala serta prosedur pencabutan gigi jika diperlukan. Dalam beberapa kasus, pengawasan dan pemantauan berkala oleh dokter gigi bisa menjadi pilihan. Jika gigi tidak menyebabkan masalah jangka panjang, pencabutan tidak diperlukan.
“Penting juga untuk diperhatikan setelah pencabutan gigi impaksi, perawatan pasca operasi yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan,”terangnya.
Beberapa langkah yang dianjurkan seperti menghindari makanan keras dan panas, mengkonsumsi obat anti nyeri, kompres dingin atau hangat untuk membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan nyeri, serta menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan hati-hati menggunakan sikat gigi lembut dan menghindari area yang baru dicabut agar tidak mengganggu proses penyembuhan. (rfk/*pkrs-humas/rsudssma)