Di sisi lain, edukasi kebencanaan, latihan evakuasi dan penguatan nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan nenek moyang dapat menjadi langkah konkret dalam membangun ketangguhan masyarakat.
Rustian menyerukan dengan kesiapsiagaan yang melekat dalam setiap warga dapat mewujudkan Indonesia yang lebih aman dan tangguh.
Sementara itu, kita mengetahui bersama ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor berpotensi terjadi selama musim hujan. Hal tersebut seperti bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Sukabumi dan Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Di samping itu, perubahan iklim global dapat memperburuk hingga memicu adanya kekuatan dan dampak bencana yang lebih luas.
Data bencana alam dari awal tahun hingga 13 Desember 2024 tercatat total bencana berjumlah 1.942 kejadian. Dari total jumlah tersebut, banjir mendominasi dengan 976 kejadian, cuaca ekstrem 420, kebakaran hutan dan lahan 336, tanah longsor 120, kekeringan 54, gempa bumi 18, gelombang pasang dan abrasi 13 serta erupsi gunung api 5. Kejadian bencana ini menyebabkan lebih dari 5 juta warga menderita dan mengungsi, sedangkan korban jiwa tercatat 469 jiwa, hilang 58 dan luka-luka lebih dari seribu jiwa.
Hadir pada acara Budaya Sadar Bencana ‘‘Sarpakashakti’, Sekretaris Daerah DI Yogyakarta, perwakilan Komisi VIII DPR, pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan BNPB, Kepala Pelaksana BPBD DI Yogyakarta, kabupaten dan kota, para relawan penanggulangan bencana dan masyarakat setempat.
Pada kesempatan itu, BNPB secara simbolis menyerahkan bantuan dana siap pakai kepada BPBD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Bantuan ini diberikan untuk merespons status siaga darurat terhadap bahaya hidrometeorologi basah. (rfk/*pusdatin bnpb)