Masalah pemadaman listrik juga menjadi perhatian Gus Rivqy, khususnya di Aceh Selatan. Ia menyebut banyak keluhan masyarakat dari Kecamatan Trumon dan Bakongan yang sering mengalami mati listrik, meskipun wilayah tersebut memiliki sumber daya energi seperti gas dari Arun Regas dan sejumlah pembangkit listrik di sekitar daerah tersebut.
“Bagaimana suplai listrik di Aceh bisa mati-nyala seperti ini? Padahal ada sumber gas dan pembangkit listrik di Arun, Belawan, Paya Pasi, hingga Lhokseumawe,” kritik alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Gus Rivqy juga mempertanyakan efisiensi pembangkit listrik combine cycle yang menggunakan tenaga gas dan uap. Ia menduga penggunaan gas lebih ditonjolkan sebagai citra ramah lingkungan (go green), tetapi bahan bakar marine fuel oil (MFO) mungkin digunakan lebih dominan.
“Jangan-jangan penggunaan gas ini hanya tameng untuk terlihat ramah lingkungan, tetapi MFO yang paling banyak dipakai,” sindirnya.
Sebagai penutup, Gus Rivqy meminta PLN untuk meningkatkan kualitas layanan dan menyelesaikan permasalahan pemadaman listrik, terutama di wilayah-wilayah dengan potensi sumber daya energi yang melimpah.
“PLN harus segera berbenah dan memastikan proyek infrastruktur listrik berjalan tepat waktu, agar masyarakat mendapatkan pelayanan listrik yang lebih baik dan stabil,” pungkasnya.(rfn)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id