Sementara itu, rekan korban, Muklis Ruswanto, juga mengaku janggal dengan kematian korban. Pasalnya, sebelum dikabarkan meninggal dunia, korban berencana akan mengurus administrasi desa ke Pemkab Ketapang.
“Kami tidak yakin kalau korban ini bunuh diri. Dia adalah orang yang riang dan terbuka jika ada masalah. Selama ini dia tidak pernah bercerita ada masalah, baik tentang desa maupun tentang keluarga,” katanya.
Dia juga mengaku jika kejanggalan muncul dari pengakuan istri siri korban. “Saat Sekdes Karya Mukti ini datang kerumah korban, istrinya bilang jika suaminya sedang sakit di kamar dan meminta tolong untuk dibawa kerumah sakit. Tetapi saat diangkat, kondisinya memang sudah meninggal dunia,” ucap Muklis.
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Fatima Ketapang. Di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Namun saat hendak dibawa pulang, pihak keluarga menemukan kejanggalan dengan sejumlah luka yang dialami korban.
“Kami menolak untuk membawa pulang dan meminta untuk dilakukan visum ulang dan autopsi. Ada banyak kejanggalan di tubuh korban. Kalau memang gantung diri, pasti lidahnya menjulur dan luka bekas jeratan juga tidak pada posisi seharusnya,” paparnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Wawan Darmawan, mengaku sudah menerima laporan dari pihak keluarga. Namun, pihaknya masih belum memastikan penyebab pasti kematian korban. “Untuk kepastiannya keluarga minta autopsi. Saat ini sedang dikoordinasikan dengan dokter dari Pontianak,” ungkapnya. (AF)