“Melalui data 3 tahun terakhir dari 2022 hingga 2024, layang-layang selalu menjadi peringkat teratas gangguan yang terus kami hadapi. Kami harapkan, dengan adanya kolaborasi ini, bisa meningkatkan kesadaran masyarakat seberapa bahayanya bermain layangan dekat dengan SUTT,” ungkapnya.
Ia pun mengingatkan benang kawat yang biasa digunakan masyarakat dalam bermain layangan jadi faktor utama kestabilan ketersediaan listrik di Kalimantan Barat sering terganggu.
“Terkhususnya kawat yang digunakan masyarakat, ini yang biasa mengganggu kestabilan ketersediaan listrik selama ini di Kalimantan Barat,” ucapnya. (mro)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id