Ratusan Rumah Rusak, Ribuan Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Tim penyelamat mencari korban di tengah puing-puing pascabencana. Foto: lst

“Kami harus meminta izin ke rumah warga sekitar untuk buang air karena di tenda pengungsian tidak ada MCK. Kondisi ini membuat kami tidak nyaman,” ungkap Frans.

Meski begitu, warga tetap bersyukur karena adanya posko kesehatan bagi lansia dan anak-anak.

“Bantuan kesehatan dari pemerintah sangat membantu, terutama untuk lansia dan anak-anak yang rentan sakit di tengah kondisi ini,” tambah Maria.

Di posko pengungsian, kebutuhan mendesak berupa alas tidur, seperti kasur dan selimut, serta makanan bayi dan anak-anak. Para pengungsi mengaku kondisi pengungsian cukup panas pada siang hari karena tenda yang pendek. Meskipun persediaan makanan untuk tiga kali sehari dinilai mencukupi, pengungsi berharap adanya tambahan alas tidur agar dapat bertahan dari suhu dingin pada malam hari.

Sejumlah pengungsi kembali ke desa untuk memeriksa hewan peliharaan dan barang berharga yang ditinggalkan. Akses air bersih di tenda masih baik, namun fasilitas MCK belum tersedia sehingga pengungsi harus menggunakan rumah warga terdekat.

Hingga pagi tadi, belum ada laporan lanjutan terkait aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, namun status tetap berada di level Awas. Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur masih melakukan pendataan terkait jumlah rumah yang rusak, dan rencana perbaikan rumah warga akan dilakukan setelah pendataan selesai.