BUKITTINGGI – Ancaman banjir bandang masih berpotensi terjadi di kawasan sekitar sungai yang berhulu dari puncak Gunung Marapi, Sumatra Barat. Untuk itu, BNPB memasang alat peringatan dini banjir bandang untuk mengantisipasi potensi bencana serupa di masa depan. Alat ini sudah terpasang, dan untuk memastikan fungsi dan kerja perangkat ini, BNPB bersama segenap pemangku kepentingan di Sumatra Barat menguji cobanya pada Kamis kemarin (24/10).
Uji coba peralatan dan sirine peringatan dini ini dilakukan di beberapa tempat. Hari pertama, pengujian dilakukan di Pagu-Pagu, Lubuk Mata Kucing dan kantor wali kota yang ada di Padang Panjang. Pengujian alat peringatan dini tersebut berupa sensor dan sirine. Penanggung jawab kegiatan Dr. Udrekh memimpin kegiatan di lapangan.
Saat pengujian alat peringatan dini, Udrekh membawa serta perwakilan BMKG, BBWS Sumatra V, Dinas SDA dan BK serta BKSDA Sumatra Barat, BPBD Kota Padang Panjang.
“Ini kesempatan yang sangat baik karena Lembaga yang bersinggungan hadir untuk melihat uji coba peringatan dini,” ujar Udrekh di Jorong Pagu-Pagu, Kamis (24/10).
Menurut Udrekh nantinya sistem peringatan dini ini akan terintegrasi dengan data dari lembaga lain, misalnya BMKG dengan data curah hujan atau PVMG dengan sebaran material vulkanik pascaerupsi Marapi.
“BBWS V maupun SDABK juga bisa memberikan informasi pengelolaan sungai dan beberapa data pengamatan yang mereka miliki,” tambah Udrekh yang juga sebagai Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB.
Sementara itu, saat Udrekh bertemu dengan Pj Bupati Agam Endrizal, ia mengatakan, BMKG sudah dapat memperoleh data potensi curah hujan ekstrem satu hari sebelumnya. Kemampuan ini akan membantu dalam kesiapsiagaan dan peringatan dini kepada masyarakat.
Di samping itu, dengan periode waktu yang sudah dapat diprediksi, nantinya BPBD sebagai operator peringatan dini juga dapat melakukan pengecekan peralatan seperti sensor dan sirine.