Pekerja Berganti Karier dan Gaya Hidup, Ekonomi China Dilaporkan Terpuruk

Ilustrasi bendera Tiongkok. Foto : Istimewa

FAKTA GRUP – Ekonomi Tiongkok yang pernah berkembang pesat kini dilaporkan melambat. Presiden Xi Jinping memprioritaskan kesetiaan kepada negara dan partai dibandingkan ambisi pribadi yang dulu mendorong transformasi masyarakat Tiongkok.

Di tengah kondisi ekonomi yang melambat, pemerintah Tiongkok memberlakukan tindakan keras terhadap miliarder dan bisnis di sektor keuangan. Banyak eksekutif keuangan, termasuk mantan ketua Bank of China, telah ditahan.

Mantan Wakil Gubernur Bank Rakyat Tiongkok, Fan Yifei, dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun karena menerima suap. Pemotongan gaji di industri keuangan menjadi topik hangat di media sosial Tiongkok, dikutip dari BBC News, Jumat (11/10/2024).

Tagar seperti “berhenti dari keuangan” dan “mengubah karier dari keuangan” telah menarik jutaan perhatian di platform Xiaohongshu. Postingan viral yang menunjukkan perbedaan besar antara gaji pekerja keuangan dan pekerja biasa memicu kemarahan publik.

Hal ini terjadi tak lama setelah Xi Jinping meluncurkan kebijakan “kemakmuran bersama,” yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan kekayaan di negara tersebut. Pada Agustus 2022, Kementerian Keuangan Tiongkok memperkenalkan aturan baru.

Aturan baru tersebut meminta perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan secara lebih adil dan merancang sistem gaji yang ilmiah. Badan pengawas korupsi di Tiongkok juga mengkritik budaya “elit keuangan” dan prioritas pada uang.

Budaya tersebut semakin menjadikan sektor keuangan sebagai target kampanye anti-korupsi. Alex, seorang manajer di sebuah bank yang dikendalikan negara di Beijing, mengungkapkan perubahan aturan gaji terjadi dengan cepat dan diam-diam.

Semua orang di industri tahu bahwa ada batasan pada gaji, meskipun mereka tidak tahu persis berapa batasan tersebut. Perusahaan menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan ini, dan beberapa bahkan mengurangi gaji dengan menetapkan target kinerja baru.

Investasi asing ke Tiongkok menurun, dan bisnis domestik juga menjadi lebih berhati-hati karena lemahnya konsumsi dan tindakan keras pemerintah. Moral tim di perusahaannya sangat rendah, dan banyak diskusi internal yang bernada negatif.

Sejak 2022, Xi Jinping mendorong nilai-nilai kesederhanaan dan menolak gaya hidup mewah. Hal tersebut semakin memperkuat kampanye anti-korupsi dan tindakan keras di sektor keuangan.

Masa depan industri keuangan di Tiongkok terlihat suram. Banyak pekerja yang mulai merencanakan alternatif karier.