PONTIANAK– Dugaan keterlibatan Pertamina Kalbar dalam maraknyapenyelewengan, atau lebih khusus praktik mobil siluman pengantri solar subsidi semakin kuat, setelah insiden pengeroyokan di SPBU Wahidin pada Minggu (22/9) mengungkap adanya kejanggalan.
Kendati seluruh SPBU di Kalimantan Barat telah dilengkapi CCTV pengawas, praktik pengisian ilegal ini terus berlangsung tanpa tindakan tegas dari pihak Pertamina. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa ada permainan antara oknum SPBU dan pengawas Pertamina untuk memuluskan mobil-mobil siluman yang mengisi BBM bersubsidi.
Mobil siluman sendiri adalah kendaraan yang telah dimodifikasi, baik dari segi muatan, tangki, atau box di bagian belakang, untuk menampung lebih banyak bahan bakar bersubsidi dari yang seharusnya. Modifikasi ini memungkinkan kendaraan menyalahgunakan kuota BBM, memanfaatkan bahan bakar bersubsidi secara ilegal dengan jumlah yang jauh lebih besar daripada yang diizinkan.
Budi Setiawan, Sales Area Retail BBM Pertamina Kalbar, dalam wawancaranya pada Selasa (24/9/2024), mengakui bahwa pihaknya masih menunggu rekaman CCTV dari SPBU terkait insiden pengeroyokan tersebut. “Kami belum mengetahui secara detail situasi di sana, kami lagi minta rekaman CCTV untuk mengetahui pemukulan atau perkelahiannya,” ujar Budi. Namun, pernyataan ini justru memperkuat dugaan adanya kelalaian sistem pengawasan yang seharusnya sudah berjalan efektif dengan pemasangan CCTV di semua SPBU.