Energi geothermal, atau energi panas bumi, merupakan sumber energi yang belum banyak dimanfaatkan padahal memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Energi ini berasal dari panas ekstrim yang terperangkap di dalam kerak bumi, yang berasal dari formasi bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Pada kedalaman sekitar 4000 meter di bawah permukaan bumi, terdapat air yang mencapai suhu 160 derajat Celcius. Air ini tetap cair karena tekanan tinggi dan dapat diubah menjadi uap air untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Sisa air yang tidak menguap, dengan suhu sekitar 90 derajat Celcius, dapat dimanfaatkan untuk jaringan pemanas gedung. Setelah digunakan, air ini dikembalikan ke lapisan batuan asalnya melalui pipa lain, menjaga siklus panas bumi tetap berkelanjutan.
Namun, ada beberapa tantangan dalam memanfaatkan energi panas bumi. Pertama, diperlukan lapisan batuan yang tepat yang dapat mengalirkan air tanah. Selain itu, penggunaan bahan kimia untuk pengeboran dan tekanan yang diterapkan pada lapisan batuan dapat menyebabkan longsor dan gempa kecil. Hal ini sering kali menimbulkan gerakan penentangan terhadap proyek panas bumi di berbagai negara, yang kadang berhasil menghentikan proyek tersebut.