Gol kemenangan Indonesia lahir dari situasi set piece, yang memang menjadi salah satu andalan Indra Sjafri. Umpan sepak pojok dari Kafiatur Rizky berhasil disambut sundulan Kadek Arel di tiang dekat, dan Jens Raven yang berlari dari belakang menyelesaikan peluang tersebut menjadi gol. Situasi bola mati seperti ini sudah menghasilkan enam gol untuk Indonesia dari corner kick sepanjang turnamen.
Thailand, yang bermain dengan formasi 3-4-3, mencoba menekan Indonesia dengan menambah pemain di lini tengah dan mengandalkan kombinasi umpan-umpan pendek. Namun, pertahanan solid Indonesia dengan garis pertahanan yang sigap untuk step up dan pressing mundur dari gelandang mampu meredam serangan Thailand. Meski Thailand sempat menciptakan peluang besar, pertahanan Indonesia tetap kokoh dan berhasil menjaga keunggulan.
Di babak kedua, Thailand memperbanyak pemain di area tengah untuk melakukan serangan kombinasi umpan 1-2 sentuhan. Namun, pertahanan rapat Garuda Muda dan kemampuan gelandang membaca arah umpan lawan membuat Thailand kesulitan menciptakan peluang berbahaya. Thailand hanya mampu melancarkan tembakan dari luar kotak penalti yang mudah diantisipasi oleh kiper Indonesia.
Indra Sjafri mengakui bahwa eksekusi serangan balik masih perlu perbaikan, karena sering kali serangan balik Indonesia gagal di tengah jalan, menguras stamina pemain yang harus segera kembali bertahan. Meski demikian, kemenangan ini menunjukkan pertahanan solid dan efektifnya pemanfaatan situasi bola mati oleh Timnas U-19.
Secara keseluruhan, kemenangan ini menunjukkan keberhasilan strategi defensif dan serangan balik yang diterapkan Indra Sjafri. Target berikutnya adalah lolos ke AFC yang akan berlangsung pada September nanti. Semoga catatan-catatan kekurangan bisa diperbaiki untuk mencapai hasil maksimal.(ro)