Dalam final Piala AFF U-19, Timnas Indonesia U-19 berhasil mengalahkan Thailand dengan skor tipis 1-0. Jens Raven menjadi pahlawan dengan gol tunggalnya dari situasi set piece, membawa Garuda Muda menjadi juara di ajang ASEAN Boys atau AFF U-19.
Pelatih Indra Sjafri memutuskan untuk mengubah taktik menjadi lebih defensif dan mengandalkan serangan balik setelah timnya unggul. Statistik menunjukkan Timnas Indonesia hanya menguasai bola sebanyak 35% dan mencatatkan 6 tembakan, sementara Thailand memiliki 16 tembakan. Meski demikian, Thailand kesulitan menciptakan peluang besar dengan kedua tim masing-masing hanya mencatatkan tiga tembakan tepat sasaran.
Indonesia turun dengan formasi 3-4-3 yang saat bertahan lebih terlihat sebagai 5-4-1. Jens Raven menjadi tumpuan di lini depan, didukung oleh Alianza dan Riski di sayap. Di lini tengah, Wellber Jardim dan Kafiatur Rizky menjadi penggerak permainan dengan dukungan dari Dony Tri Pamungkas dan Mufli Hidayat di posisi wing-back. Pertahanan Indonesia tampil disiplin dengan tiga bek yang solid, yakni Alfharezzi Buffon, Kadek Arel, dan Iqbal Gwijangge, membuat Thailand kesulitan menembus pertahanan Garuda Muda.
Pada babak pertama, Timnas Indonesia bermain cukup positif dengan build-up yang dilakukan dari belakang, melibatkan tiga bek dan satu atau dua gelandang. Rifky seringkali turun ke area sayap untuk memberikan ruang bagi Dony naik ke depan, sementara Wellber Jardim melebar untuk menciptakan koneksi. Selain build-up pendek, Timnas juga beberapa kali melakukan long ball untuk mengurai pertahanan Thailand yang bermain sangat dalam dengan lima bek di belakang.
Salah satu cara efektif untuk membongkar pertahanan Thailand adalah melalui serangan balik cepat saat bola berhasil direbut dalam situasi transisi. Pada menit ke-12, Timnas Indonesia melakukan serangan balik cepat setelah merebut bola, namun serangan ini masih bisa diblok oleh pertahanan Thailand. Serangan-serangan transisi ini terus dilancarkan guna mengekspos pertahanan Thailand yang belum terbentuk.