Djantun juga menjelaskan bahwa sebelum setiap penerbangan, para pilot menjalani simulator untuk mengantisipasi kendala yang mungkin terjadi, memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan prosedur yang benar.
Meskipun ada peningkatan preferensi terhadap Airbus dalam persaingan bisnis, Djantun menegaskan bahwa Lion Air masih mayoritas menggunakan Boeing, dari seri NG hingga Max 800. “Kehandalan pesawat seri NG telah terbukti, dan tidak ada kerusakan signifikan yang ditemukan,” katanya.
“Sejak seri 100 hingga kini, Boeing tetap dianggap sebagai yang terbaik. Insiden dengan Max 800 adalah pengecualian yang telah diperbaiki. Produk tersebut seharusnya sudah baik saat diluncurkan dan tidak mengalami masalah seperti kemarin,” pungkas Djantun.
Dengan pernyataan ini, Djantun Priyanto berharap dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa Lion Air kini menggunakan pesawat yang lebih baik dan aman, serta berkomitmen menjaga keselamatan penerbangan.(aw/ro)