Istafiyana menyarankan untuk melibatkan latihan kekuatan guna membantu membangun kekuatan otot, meningkatkan kepadatan tulang, dan metabolisme agar dapat mencegah kesulitan seperti penurunan massa otot. Contoh latihan kekuatan tanpa alat termasuk squat, lunge, push-up, dan wall sit.
Selain itu, latihan resistensi juga bisa dilakukan oleh lansia dengan menggunakan alat bantu seperti dumbbell, hand grip, contohnya bicep curl, shoulder press, dan leg extension. Latihan ini sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan untuk mengurangi risiko cedera, dimulai dengan 6 repetisi per 2-3 set, dan ditingkatkan secara bertahap.
“Latihan fleksibilitas atau peregangan juga dapat menjadi pilihan bagi lansia penderita diabetes, seperti peregangan dan yoga,” jelas Istafiyana dalam sesi edukasi.
Dia menegaskan pentingnya melakukan pemanasan sebelum latihan fisik, serta memeriksa denyut jantung atau menghitung denyut jantung maksimal, beristirahat di setiap sesi latihan untuk menghindari kelelahan berlebihan, dan melaksanakan pendinginan setelah sesi latihan utama.
“Menjadi aktif secara fisik sangat penting bagi lansia penderita diabetes untuk mengatur gula darah dengan baik dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan,” tutupnya. (rfk/*pkrs-humas/rsudssma).