Oleh :Mei Purwowidodo
Apakah Timnas U23 bisa terus membuat kejutan,suatu pertanyaan yang pasti ada dibenak penggemar bola di Indonesia. Setelah berhasil lolos di babak penyisihan di grup “neraka”. Timnas Garuda Muda lanjut berhasil ke semifinal dengan mengalahkan kandidat juara Korsel dalam adu pinalti.
Sebagai lawan berikutnya di semifinal Ubzekistan sebuah negara di Asia tengah pecahan dari Rusia. Secara fisik para pemainnya berpostur Eropa termasuk gaya bermainnya.
Uzbekistan merupakan langganan menjadi peserta kejuaraan Asia untuk U23.
Juga tim yg sering menjadi semifinalis dan pernah menjadi juara Asia di tahun 2018 dengan rangking FIFA di posisi 64.
Sekarang coba kita bandingkan dengan timnas. Dari rangking FIFA timnas pada posisi sekarang baru di level 134. Tingkat keikutsertaan di kejuaraan Asia, timnas baru sekarang pertama kali lolos dari pra kualifikasi grup.
Istilahnya tim debutan baru bisa masuk penyisihan grup atau 16 besar. Berdasarkan dari kondisi diatas, Uzbekistan jauh diunggulkan dari timnas utk memenangkan atau merebut satu tiket di Final. Tapi bola itu bundar. Segala kemungkinan bisa terjadi selama 90 menit di lapangan.
Timnas sekarang sudah jauh lebih baik progresnya jelas sejak ditangani oleh STY.
Kejutan demi kejutan sejak penyisihan grup telah dibuat timnas. Mulai dari Australia,Yordania,dan Korea selatan bisa dikalahkan. Hanya dengan Qatar Timnas kalah secara kontroversial.
Dengan materi pemain antara gabungan liga satu dan beberapa pemain abroad seperti Maserlino, Ivar Jenner,Nathan,Struick dan Hubner. Gaya permainan timnas agak berubah menjadi sedikit bergaya Eropa.
Setiap pertandingan sudah punya game play dan tactikalnya sendiri. Berdasarkan lawan yang dihadapi. Tentunya untuk pertandingan ini STY pasti sudah mempelajari tim Uzbekistan dan telah mempunyai strategi khusus untuk itu.
Pemain harus berani pegang bola dan tidak grogi ketika di pressure lawan. Menjalankan strategi khusus yang telah disiapkan STY. Sebagai Jendral pengatur irama serangan ditengah ada Ivar Jenner dan Nathan.
Pertahanan dijaga dengan baik dibawah koordinator Ridho,Arhan dan Ilham Rio Fahmi. Di lini serang ada Marselino sebagai gelandang serang,Witan dan Ramadhan Sananta sebagai pengganti Struick karena akumulasi kartu kuning.
Pertandingan semifinal Senin malam akan mempertontonkan jual beli serangan.
Uzbekistan tidak akan membiarkan timnas mengembangkan permainan sejak menit2 awal. Masing-masing tim akan berusaha untuk mencuri gol di menit awal.
Garuda Muda wajib mewaspadai semua pemain Uzbekistan mereka biasanya bermain dengan garis pertahanan rendah dan bila bola berhasil direbut mereka bisa menyerang dengan impresif.
Ini terbukti pada babak fase grub hingga semifinal. Gawang Uzbekistan belum pernah kebobolan dan mereka bisa mencetak hingga 12 gol. Prediksi sementara di semi final ini Uzbekistan agak sedikit diunggulkan,tetapi bola itu bundar.
Jika Garuda Muda diremehkan cakarnya bisa mencabik cabik tim manapun.
Tinggal kita tunggu keberuntungan akan berada di pihak mana.
Sebagai warga dan rasa Nasionalis
pasti kita mengharapkan timnas kembali membuat sejarah utk bisa tampil di Final.
Mari kita berdoa…(*)