14 UMKM Kabupaten Ketapang Diseleksi pada Lomba KURRI

Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Junaidi Firawan bersama peserta kegiatan KURRI (foto: humas)
Ketapang- Pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMD) Kabupaten Ketapang bersama Tropenbos Indonesia menyelenggarakan Kompetisi Usaha Rakyat Ramah Iklim (KURRI) putaran kedua pada Rabu (15/3) bertempat di Pendopo Bupati Ketapang.
Bupati Ketapang yang diwakili Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Junaidi Firawan dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan KURRI ini dalam rangka untuk mengembangkan UMKM di Kabupaten Ketapang khususnya di bidang pertanian dapat memaksimalkan hasil taninya serta lahan yang ramah lingkungan.
“Kegiatan hari ini bertujuan untuk menjaring usaha mikro di tingkat masyarakat di Kabupaten Ketapang yang berpotensi memiliki dampak positif terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang selanjutnya mendukung pengembangan usaha tersebut untuk berkontribusi bagi terwujudnya bentang lahan yang tangguh atas perubahan lingkungan,” ujarnya.
Dengan adanya KURRI ini diharapkan UMKM ini dapat berkembang dan menjadi ajang berjejaring dengan calon pembeli, lembaga keuangan, non governmental organization (NGO) maupun pemerintah daerah.
“Diharapkan dengan KURRI ini kita semua dapat bersama-sama mendukung pengembangan usaha ramah iklim agar dapat berdampak luas dan mendukung terwujudnya pengelolaan bentang lahan berkelanjutan,” ucap Staf Ahli.
Sementara itu Direktur Tropenbos Indonesia Dr. Edi Purwanto menerangkan, ada 14 pelaku usaha yang lolos tahap pra seleksi di bulan Juli 2022 yang berasal dari 8 desa dari 4 kecamatan di Kabupaten Ketapang dengan 8 jenis usaha.
Jumlah tersebut mengerucut menjadi 7 pelaku usaha yang lolos sebagai finalis dan mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha selama kurang lebih 5 bulan (September 2022 – Januari 2023). Pelaku usaha ini berasal dari 7 desa dengan 5 jenis usaha yaitu budidaya hortikultura, kerajinan anyaman, produk olahan pangan (keripik batang pisang dan jamu herbal), serta produksi kompos.
“Tropenbos Indonesia aktif mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha masyarakat bagi terwujudnya pengelolaan bentang lahan berkelanjutan melalui program-program lain seperti pengembangan bisnis UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) melalui program MoMo4C dan WL (Working Landscapes), penguatan mata pencaharian masyarakat lokal melalui program GLA (Green Livelihoods Alliance) 2.0, maupun percontohan bisnis desa melalui program KALFOR (Kalimantan Forest).  Para pelaku usaha tersebut juga turut berpartisipasi pada Hari Temu Usaha 2023 ini,” terangnya.
Selain pelaksanaan KURRI, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan yaitu pameran berbagai produk dari pelaku usaha mikro bimbingan Tropenbos Indonesia, business matching, dan talkshow interaktif.(rfk)