Monkeypox Mendunia, Indonesia Waspada

Ilustrasi - Tabung reaksi berlabel "Monkeypox virus positive". (sumber voa)

Mutasi pada cacar monyet yang memicu varian dan subvarian baru, tegas Robert, mungkin terjadi. Bahkan, sejak Mei atau setelah tiga bulan lalu dilaporkan, ditemukan kurang lebih 50 ribu titik baru mutasi cacar monyet yang kemungkinan bisa berkembang menjadi varian baru. “Kalau dilihat, ada perbedaan, bisa jadi yang ini adalah varian baru hasil mutasi,” katanya.

Belum Ada Vaksinasi Cacar Monyet

 

Juru Bicara Kemenkes, Muhammad Syahril mengatakan ada dua vaksin yang digunakan sejumlah negara untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Saat ini belum ada vaksinasi cacar monyet yang dilakukan di Indonesia, karena selain faktor ketersediaan vaksin, belum ada persetujuan dari BPOM.

“WHO belum menyatakan perlunya vaksinasi massal. Saat ini baru ada 2 vaksin monkeypox yang sudah disetujui FDA. Namun saat ini di Indonesia belum disetujui BPOM dan belum tersedia di Indonesia”, jelas Syahril.

Sejauh ini dua negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura dan Australia tercatat sudah melaporkan kasus cacar monyet di wilayahnya. Di Singapura ada 6 kasus, sementara di Australia 41 kasus.Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Dokter Endang Budi Hastuti, mengatakan pihaknya memperketat pengawasan di pintu keluar masuk transportasi darat, laut dan udara.

“Kami perketat di perjalanan luar negeri. Kita pantau pakai pengamatan di gejala. Kalau suhu tubuhnya terpantau demam, kita lakukan PCR dan interviu yang bersangkutan,” jelas Endang.

Kemenkes menunjukkan gejala yang ada dari yang dilaporkan mulai dari demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, luka atau ruam di kulit, luka di mulut, luka di selangkangan, sulit makan serta batuk. Masa inkubasi cacar monyet ada dua periode, 0-5 hari kemudian 1-3 hari. Monkeypox akan sembuh sendiri dalam jangka waktu 3-4 minggu.( r/voa)