Sepekan ini kinerja kripto menunjukkan trend positif. Sejumlah aset digital, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap, melaju ke zona hijau. Jumat (22/7) siang, misalnya. Bitcoin berada di harga USD 22.954 atau sekitar Rp 344,4 juta. Melonjak 11,21 persen dalam tujuh hari terakhir.
Seperti dikutip faktakalbar.id dari Jawa Pos,pengamat dan investor aset kripto Vinsensius Sitepu menjelaskan, kinerja kripto yang turun beberapa waktu lalu itu selaras dengan anjloknya pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain. ’’Itu karena dolar AS (USD) yang terus naik sebagai dampak kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed),’’ ujarnya kepada Jawa Pos, Jumat (22/7).
Vinsen menuturkan, jika ingin melihat bagaimana prospek aset digital itu harus berkaca pada kebijakan yang akan diambil The Fed. ’’Suku bunga dan kebijakan tapering masuk jadi variabel baru untuk melihat dinamika pasar kripto,’’ ucapnya.
Menyoal kondisi ekonomi global, isu resesi pun mulai menjadi ancaman. Menurut Vinsen, investor kripto tak perlu khawatir. Sebab, dinamika pasar adalah hal yang wajar. Dia mengimbau para investor untuk berkaca pada tujuan investasinya. Jangka pendek atau jangka panjang, serta menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing.’’Kalau trader alias yang jangka pendek, bisa melihat kinerja antara 7–30 hari. Kenaikan 10–30 persen dalam sepekan itu sudah lumayan,’’ katanya.
Berbeda lagi dengan investor yang lebih menitikberatkan jangka panjang. Bagi mereka yang bertujuan investasi dengan rentang waktu 5–10 tahun, naik turun aset bukanlah perkara besar. Sebab, jika kondisi ekonomi global membaik, tentu kripto juga kecipratan cuan.
’’Kondisi ekonomi yang sedang turun seperti ini memang harus terjadi. Kalau tanpa ada kebijakan suku bunga tinggi, inflasi akan menggerus pertumbuhan ekonomi dan merugikan pasar kripto,’’ tuturnya.
Dia melanjutkan, jika resesi di AS benar-benar terjadi dan mungkin saja stagflasi muncul, The Fed sangat mungkin terpaksa menurunkan suku bunganya. Kondisi itu akan membuat USD melemah dan menjadi angin segar. ’’Baik bagi pasar saham maupun pasar kripto, karena dua pasar itu cenderung berkorelasi positif,’’ paparnya.